<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d9124581396883405403\x26blogName\x3dTyka+Kuliah+Lagi\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://kuliahmaneh.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://kuliahmaneh.blogspot.com/\x26vt\x3d-2616515981519595337', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
my journey to finish the AKTA 4 program
> home
Assalamualaikum... Welcome to Tyka's blog!


  • Landasan Kependidikan (3)
  • Landasan Kependidikan (2)
  • Landasan Kependidikan (1)


  • > monthly archives
    September 2007 | Februari 2008 | Mei 2008 |

    Landasan Kependidikan (4)
    Rabu, 19 September 2007
    05.23
    Kumpulan materi untuk Mata Kuliah Landasan Kependidikan (Pak Udin) 

    Mengenali Seksualitas Balita..!

    1/22/2007

    Jakarta, Selasa

    Seksualitas dan perasaan seksual manusia dimulai jauh sebelum bayi lahir dan terus berlangsung hingga kehidupannya berakhir.
    Menurut hasil penelitian yang dilakukan Kinsey Institute, segera setelah lahir semua bayi yang normal akan mengalami perubahan hormonal. Dalam satu atau dua hari, pasokan hormon testosteron dan estrogen akan menurun secara drastis. Pada bayi laki-laki hormon testosteron akan meningkat sebulan kemudian. Selama sebulan itu pasokan hormon tetap tinggi. Setelah itu pasokan hormon akan menurun hingga tingkat terendah. Keadaan itu akan terus berlangsung hingga anak-anak mengalami perubahan hormonal lagi semasa pubertas dimulai, yaitu sekitar usia 8-12 tahun.

    Untuk itulah orangtua harus mengenali sekaligus mengambil langkah tepat untuk membantu perkembangan seksualitas balita. Hal yang harus dikenali antara lain:
    Kenal Identitas Kelamin


    Perkembangan tubuh seksual anak tidak sepesat intelektualitas dan kejiwaannya. Namun, pada usia balita hingga kanak-kanak ini terjadi perubahan penting pada perkembangan seksual anak.

    "Orang memperlihatkan betapa beragamnya perkembangan seksual mereka di masa kanak-kanak dan banyak faktor yang turut mempengaruhi. Meski demikian, di antara berbagai perbedaan ini ada tahapan perkembangan yang umum terjadi pada setiap orang," tulis Robert Crooks dan Karla Baur.

    Menurut Kinsey Institute, sejak lahir hingga usia tiga tahunan seorang anak menemukan identitas jenis kelaminnya (gender identity). Setiap orangtua pasti akan menghadapi masa anak mulai mempertegas siapa dirinya dan termasuk golongan mana.

    Anda ingat bagaimana mereka menyatakannya? "Hei, aku cewek, kamu cowok. Cewek kalau pipis jongkok, dong!" Begitu kurang lebih yang sering kita dengar saat balita mulai mengenal identitas kelaminnya.

    Pada masa ini pengaruh lingkungan atau biologis sangat kuat dan pengenalan identitas diri ini biasanya tidak berubah lagi selamanya. Itu sebabnya orangtua sangat dianjurkan untuk membantu anak-anak mengenal identitas kelaminnya secara jelas agar mereka tidak bingung.

    Kadang kita temukan kasus orangtua tanpa maksud buruk dan tanpa sadar telah menyebabkan anak mengalami keraguan mengenai jenis kelaminnya. Saya ini perempuan atau laki-laki? Kalau perempuan mengapa saya diperlakukan seperti laki-laki? Demikian juga sebaliknya.

    Saking besarnya keinginan orangtua memiliki anak perempuan, bayi laki-lakinya didandani seperti perempuan dan dibelikan boneka. Perlakuan seperti ini akan menyebabkan anak kesulitan mengenal indentitas kelaminnya.
    Tahu Peran Jenis Kelamin


    Di usia tiga tahun anak mulai mengenal apa yang disebut dengan peran jenis kelamin (gender role), yaitu kesadaran tentang apa yang lazim dilakukan laki-laki dan perempuan.

    Dasar dari pengetahuan peran jenis ini adalah pengenalan identitas kelamin.

    Kesadaran ini juga yang kelak akan membuat anak menentukan hidupnya dan memilih pekerjaan. Lalu, bagaimana anak mengenal peran jenis kelaminnya?

    Biasanya ada dua cara. Pertama, belajar dari orangtua (sebagai figur yang paling dekat) dan teman-teman sejenisnya. Anak laki-laki meniru tingkah laku ayah atau figur penggantinya seperti kakek atau paman. Dalam psikologi, perkembangan ini disebut imitasi. Mereka juga belajar tentang peran jenis dengan meniru tindakan atau apa yang dilakukan oleh sesama anak laki-laki.

    Kedua, anak belajar peran jenis dari lawan jenisnya. Anak laki-laki tahu tentang apa yang diharapkan untuk dilakukan anak perempuan dari melihat tingkah ibunya dan apa yang dilakukan oleh anak perempuan. Dengan memahami peran dari lawan jenisnya ia jadi tahu peran apa yang diharapkan dari jenis kelaminnya sendiri.

    Mungkin sering kita dengar bagaimana anak-anak mengungkapkan pengenalan mereka tentang peran jenis kelamin. "Hei, kamu ’kan cewek, masa main robot-robotan?"

    Ketika di pertokoan atau di taman bermain, kadang kita menjumpai anak-anak yang menunjukkan dengan jelas bagaimana mereka melakukan imitasi. Misalnya, anak laki-laki menirukan gaya jalan ayahnya secara persis. Anak perempuan biasanya ingin memakai lipstik dan kutek seperti ibunya.
    Memiliki Kesadaran yang Kuat


    Seperti diungkapkan Kinsey Institute, anak-anak dengan keyakinan kuat tentang identitas dan peran jenis kelaminnya ketika dewasa akan bersikap lebih fleksibel menyangkut maskulinitas dan femininitas.

    Ide atau gagasan tentang tingkah laku yang seharusnya dilakukan mereka atau lawan jenisnya juga tidak terlalu kaku. Sikap semacam inilah yang semakin dibutuhkan oleh peradaban, yaitu meletakkan kedua jenis kelamin ini secara setara, tidak ada yang lebih superior maupun inferior.

    Lebih dari itu, biasanya mereka tidak akan cemas atau ragu meski sebagai anak laki-laki suka memasak dan sebaliknya anak perempuan lebih suka ikut ayah ke bengkel mobil daripada belanja ke supermarkat bersama ibu. Perlahan tapi pasti mereka bisa menjelaskan dengan yakin bahwa dirinya tetap laki-laki dan perempuan, bukannya banci atau homoseksual, meskipun tidak melakukan sesuatu yang lazim diperbuat orang-orang dari sesama jenisnya.

    Sikap mau tahu dan kepedulian orangtua untuk masa perkembangan ini sangatlah bermanfaat. Bila orangtua mendidik secara androgini sesuai tuntutan zaman, anak tidak akan mengalami kebingungan identitas kelamin. Perkembangan zaman menuntut agar kita memperlakukan setara dan memberi hak yang sama bagi anak-anak untuk melakukan hal yang semula dianggap hanya untuk perempuan atau laki-laki.

    Yang paling utama adalah tumbuhnya kesadaran pada anak maupun orangtua bahwa proses perkembangan seksual harus dicermati, bukan disikapi dengan kepanikan dan kekhawatiran yang berlebihan.
    Pentingnya Pengetahuan Seks yang Benar ..!


    Pengetahuan seks yang benar yang dimiliki orangtua akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang kejiwaan anak.

    Beberapa hal atau peran yang dapat dimainkan orangtua seperti dijelaskan psikolog Dra. Ieda Poernomo Sigit Sidi, sebagai berikut:

    Perhatikan perkembangan anak dan perilakunya dalam kaitan dengan perkembangan seksualnya. Dalam perkembangannya anak juga mengalami perubahan seksual sesuai pertumbuhan fisik dan mentalnya.

    Ajak anak mengenali tubuhnya dan beritahu kegunaannya. Misalnya hidung untuk penciuman, mata untuk melihat, mulut untuk bicara dan makan, telinga untuk mendengar, perut untuk mengolah makanan, kaki untuk berjalan, tangan untuk memegang, dan kelamin untuk buang air kecil.

    Beritahukan bahwa ia akan mengalami perubahan sesuai perkembangan tubuhnya. Dia akan tumbuh seperti orang dewasa dan tidak perlu cemas menghadapinya karena perkembangan itu menunjukkan bahwa dia normal. Ayah dan ibu bisa menggunakan gambar ilustrasi yang ada di buku-buku anatomi reproduksi.

    Amati perilaku seksual anak, misalnya bagaimana dia memperhatikan dan memperlakukan kelaminnya.

    Sejak balita ajarkan anak cara membasuh kelaminnya sesudah buang air kecil dan besar.
    Biasakan anak mengenakan pakaian dalam yang bersih.

    Dengarkan pertanyaan anak seputar perkembangan seksualnya. Kalau Anda tidak bisa menjawabnya saat itu, jangan segan untuk berterus terang. Sesudah itu carilah informasi yang diperlukan. Anda bisa mencari buku yang memuat informasi tersebut atau berkonsultasi kepada ahli (psikolog). Kemas informasi yang Anda peroleh dan sampaikan dengan bahasa yang dipahami anak sesuai perkembangan usianya.

    Kalau anak bertanya, dari mana dia lahir? Jawablah terus terang, "Dari kelamin ibu." Lanjutkan dengan penjelasan bahwa Tuhan menciptakan kelamin perempuan seperti itu untuk "jalan lahir" anak. Bagaimana bisa begitu? Katakan bahwa hal tersebut merupakan kebesaran Tuhan. Dalam keadaan tertentu, bayi tidak bisa lahir lewat jalan biasa, yaitu kelamin ibu, terpaksa dilakukan operasi. Dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan melakukannya di rumah sakit atau rumah bersalin.

    Jelaskan bahwa Tuhan menciptakan kelamin laki-laki dan perempuan berbeda karena fungsinya juga tidak sama. Laki-laki tidak mengandung, melahirkan, dan menyusui anak karena tidak punya perangkat untuk itu. Perempuan diberi kodrat oleh Tuhan untuk mengandung, melahirkan, menyusui anak. Untuk itu Tuhan memberikan perangkatnya, yaitu rahim, bentuk kelamin seperti itu, dan payudara. Rahim disiapkan untuk pertumbuhan bayi di dalam kandungan, kelamin diciptakan seperti itu buat jalan lahir bayi, dan payudara tumbuh menjadi besar agar kelak bisa menyusui. Karunia ini harus dijaga dengan baik supaya bisa berfungsi dengan baik pada saatnya kelak, yaitu ketika ia sudah dewasa dan menikah.

    Laki-laki diberi Tuhan sperma atau sel mani yang memungkinkannya untuk menghamili, yaitu ketika sel mani bertemu dengan sel telur milik wanita. Laki-laki harus menjaga kelaminnya dengan baik agar tetap sehat, sel maninya baik, dan pada saatnya kelak mampu membuahi sel telur.

    Bicaralah tentang perkembangan seksual anak sesuai dengan tahapan usianya. Bicara dengan anak berumur tujuh tahun tentu berbeda dengan anak yang sudah berusia 15 tahun.

    Cari informasi supaya bisa menyiapkan anak dengan bekal pengetahuan yang cukup, sehingga dia bisa menjaga perilaku seksualnya dengan baik, tidak terpengaruh lingkungan yang menyesatkan, mencoba-coba, dan mudah dibujuk, serta bisa menjaga dirinya dengan baik, termasuk melindungi diri dari pelecehan seksual dan bahkan perkosaan. Pelajari, bagaimana cara bicara dengan anak tentang perilaku seksualnya. Meminta bantuan ahli sangat dianjurkan.

    Amati pergaulan anak di abad ini. Perhatikan acara di televisi dan radio. Ikuti perbincangan di masyarakat, sehingga Anda bisa memperoleh gambaran yang tepat mengenai kondisi dan situasinya. Jangan terperangkap oleh pikiran sendiri, apalagi menganggap dunia masih "aman".

    Tentukan rambu-rambu yang Anda inginkan untuk diperhatikan anak dalam bergaul. Beritahukan macam-macam lingkungan atau situasi yang harus diwaspadainya. Jangan hanya sekadar melarang tanpa penjelasan.

    Label:


    |