<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d9124581396883405403\x26blogName\x3dTyka+Kuliah+Lagi\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://kuliahmaneh.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://kuliahmaneh.blogspot.com/\x26vt\x3d-2616515981519595337', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
my journey to finish the AKTA 4 program
> home
Assalamualaikum... Welcome to Tyka's blog!


  • CTL part 2
  • CTL part 1
  • Analisa Sementara
  • Rangkuman Teori Landasan Kependidikan
  • Landasan Kependidikan (4)
  • Landasan Kependidikan (3)
  • Landasan Kependidikan (2)
  • Landasan Kependidikan (1)


  • > monthly archives
    September 2007 | Februari 2008 | Mei 2008 |

    Bab 2 Skripsiku (draft)
    Rabu, 14 Mei 2008
    22.14

    T U N J A N G A N P U S T A K A


    Bab kedua ini akan berisi kumpulan definisi dan teori berkaitan denganbelajar & motivasi, yang berasal dari 2 buku yaitu Belajar dan Pembelajaran oleh Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono; serta Drs. Syaiful Bahri Djamarah, dalam bukunya, Psikologi Belajar. Serta juga teori seputar Strategi Pembelajaran Kontekstual yang berasal dari buku Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses Pendidikan, karangan Dr. Wina Sanjaya, M.Pd; dan juga definisi dan teori lain yang berasal dari internet maupun buku-buku lainnya.


    Definisi dan Teori Seputar Motivasi

    Pertama-tama, marilah kita lihat dulu apa pengertian dari kata motivasi menurut Dr. Dimyati & Drs. Mudjiono (Belajar dan Pembelajaran. 2006) : Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang dan dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran serta berkaitan dengan minat. Motivasi bisa bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri; dapat juga bersifat external yaitu dari guru, orang tua, teman dan sebagainya. Motivasi juga dibedakan atas motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Berikut adalah penjelasan tentang motifasi intrinsik dan ekstrinsik menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah, dalam bukunya, Psikologi Belajar:

    Motivasi intrinsik adalah motof yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik, yaitumotif-motof yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motif ekstrinsik bisa berupa internal maupun external dan dapat juga berubah menjadi motof intrinsik.


    Apa Itu ‘Belajar’ ?

    Setiap orang menjadi dewasa karena belajar dan pengalaman selama hidupnya. Belajar pada umumnya dilakukan seseorang sejak mereka ada di dunia ini. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan istilah belajar dengan beberapa uraian yang tidak sama. Untuk dapat memahami dan mempunyai gambaran yang luas, berikut ini diberikan beberapa pengertian belajar menurut beberapa ahli :

    a. Whittaker: belajar adalah proses tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

    b. Kimble: belajar adalah perubahan relatif permanen dalam potensi bertindak, yang berlangsung sebagai akibat adanya latihan yang diperkuat.

    c. Winkel: belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.

    d. Sdaffer: belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif menetap, sebagai hasil pengalaman-pengalaman atau praktik.

    Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai pengalaman individu itu sendiri.

    Perubahan yang terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan belajar dapat berupa ketrampilan, sikap, pengertian ataupun pengetahuan. Belajar merupakan peristiwa yang terjadi secara sadar dan disengaja, artinya seseorang yang terlibat dalam peristiwa belajar pada akhirnya menyadari bahwa ia mempelajari sesuatu, sehingga terjadi perubahan pada dirinya sebagai akibat dari kegiatan yang disadari dan sengaja dilakukannya tersebut. (http://heritl.blogspot.com/2007/12/belajar-dan-motivasinya.html)

    Belajar Berdasarkan Prinsip Motivasi

    Motivasi untuk belajar adalah penting dalam melakukan kegiatan belajar. Karena motivasi merupakan pendorong yang dapat melahirkan kegiatan bagi seseorang. Seseorang yang bersemangat untuk menyelesaikan suatu kegiatan karena ada motivasi yang kuat dalam dirinya, akan berusaha menghasilkan yang terbaik. Seseorang yang ingin mendapatkan nilai yang bagus di sekolah, akan menjadikan nilai yang bagus tersebut sebagai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut menjadi alat motivasi yang melahirkan kegiatan bagi orang itu untuk dapat mencapai dengan sekuat tenada dan pikiran.

    Siapapun tidak menyangkal bahwa tanpa motivasi, seseorang tidak akan melakukan kegiatan belajar. Minat tanpa motivasi hanyalah sekedar berminat tapi belum tentu berbuat. Misalnya: ada siswa yang berminat dalam bidang tulis-menulis. Minatnya untuk menulis cerpen sudah ada, tapi motivasinya yang belum ada dan mendorongnya untuk mulai menulis. Sehingga boleh jadi minatnya tersebut diurungkan menjadi besok, lusa, minggu depan hingga waktu yang tak terbatas. Seandainya minat tersebut dibarengi dengan hadirnya motivasi, maka dalam waktu yang relatif dekat, dia akan segera merealisasikan perbuatan menlis cerpen tersebut. Katakanlah, motivasinya menulis cerpen adalah untuk mengikuti lomba penulisan cerpen di sebuah majalah yang deadline-nya dua minggu lagi; pasti siswa tersebut akan menyegerakan kegiatan menulisnya.

    Motivasi, adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan adanya tanggapan terhadap suatu tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat ia lakukan untuk mencapainya.

    Motivasi merupakan faktor yang menentukan dan berfungsi menimbulkan, mendasari, dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya- akan semakin besar kesuksesan, tampak kegigihan dan pantang menyerah. Sebaliknya, mereka yang motivasinya lemah akan menjadi acuh tak acuh, mudah putus asa dan perhatiannya mudah terpecah. Serta sering pula mengganggu dalam kelas, sering meninggalkan pelajaran dan itu berdampak pada kesulitan belajar.

    Akhirnya, motivasi mempunyai arti penting dalam belajar. Fungsi motivasi adalah sebagai pendorong timbulnya suatu aktivitas, sebagai pengarah dan sebagai penggerak untuk melakukan suatu pekerjaan.

    Prinsip- prinsip motivasi belajar

    1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.

    Motivasi adalah sebagai dasar penggerak seseorang dalam proses belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar, belum sampai pada tataran motivasi, maka dia belum akan menunjukkan aktivitas yang nyata.

    1. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar.

    Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan memberikan motivasi ekstrinsik kepada anak didiknya karena anak yang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ini supaya dia rajin belajar. Namun, anak yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya lebih kuat dibanding bila diberikan motivasi ekstrinsik saja.

    1. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.

    Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak senang dihukum dalam bentuk apapun juga.

    1. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.

    Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah anak didik belajar. Guru yang berpengalaman cukup bijak memanfaatkan kebutuhan itu, sehingga dapat memancing semangat belajar anak didiknya.

    1. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.

    Anak didik yang mempunyai motivasi belajar, selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa ilmunya bukan hanya berguna saat ini, tapi juga disaat mendatang.

    1. Motivasi dapat melahirkan prestasi dalam belajar.

    Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seorang anak didik.

    (sumber: Djamarah. 2007)


    Fungsi motivasi dalam belajar

    1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

    Motivasi berfungsi sebagai pendorong dalam mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil, dalam rangka belajar.

    1. Motivasi sebagai penggerak perbuatan

    Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan seuatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian menjelma dalam suatu tindakan belajar.

    1. Motivasi sebagai pengarah perbuatan.

    Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana yang diabaikan. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.

    (sumber: Djamarah. 2007)


    Bentuk motivasi dalam belajar

    1. Memberi angka:

    Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik, biasanya sesuai hasil ulangan. Pemberian angka/nilai yang baik juga penting diberikan kepada anak didik yang kurang bergairah belajar bila hal itu dianggap dapat memotivasi untuk lebih semangat.

    1. Hadiah:

    Dalam dunia pendidikan, hadiah sering dijadikan sebagai alat motivasi. Bentuknya bisa beragam, mulai dari beasiswa hingga alat tulis. Dengan cara ini, anak didik akan termotivasi untuk mempertahankan prestasi belajar mereka dan memotivasi anak lain untuk berkompetisi.

    1. Kompetisi:

    Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar. Kompetisi atau persaingan, bisa dimanfaatkan untuk menciptakan proses interaksi belajar mengajar yang kondusif.

    1. Ego-involvement:

    Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerima tugas sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

    1. Memberi ulangan

    Ulangan bisa dijadikan alat motivasi jika dilakukan secara akurat dengan teknik dan strategi yang sistematis dan terencana.

    1. Mengetahui hasil

    Dengan mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar lebih giat. Mereka perlu mempersiapkan diri menerima prestasi belajar yang rendah, disebabkan kesalahan belajar, dia akan berjiwa besar dan memotivasi dirinya untuk memperbaiki dengan belajar lebih optimal.

    1. Pujian

    Pujian adalah bentuk motivasi dan pemicu yang positif. Seseorang yang senang dipuji akan membesarkan jiwanya. Kadang mereka malas belajar karena menganggap guru pilih kasih dalam melampiaskan kasih sayang dan menyampaikan pujian.

    1. Hukuman

    Hukuman merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif; yaitu hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sifat dan perbuatan anak didik yang dianggap salah. Hukuman tidak boleh didasari pada dendam.

    1. Hasrat untuk belajar

    Ini berarti ada unsur kesengajaan dan maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar penting adanya, karena merupakan potensi yang tersedia didalam diri anak didik dan ada hubungannya dengan gejala psikologis.

    1. Minat

    Ada beberapa cara untuk membangkitkan minat anak didik; membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik sehingga dia rela belajar tanpa paksaan. Menghubungkan bahan pelajaran yang ada dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik. Menyediakan lingkungan yang kondusif serta menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar karena adanya perbedaan individual.

    (sumber: Djamarah. 2007)


    Konsekuensi Dalam Belajar

    Konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap anak didik dari keterlibatannya dalam belajar :

    1. Anak didik kehilangan harga diri karena gagal memahami suatu gagasan, atau memecahkan suatu permasalahan dengan tepat.

    2. Anak didik frustasi karena tidak mungkin mendapatkan penguatan.

    3. Anak didik harus berhenti ditengah aktivitas yang menarik.

    4. Anak didik harus melakukan ujian yang materi dan gagasannya belum pernah diajarkan.

    5. Materi yang terlalu sulit.

    6. Guru tidak melayani permintaan anak didik akan pertolongan.

    7. Anak didik harus mendengarkan presentasi guru yang membosankan.

    (sumber: Djamarah. 2007)


    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

    Belajar merupakan hal yang kompleks. Apabila ini dikaitkan dengan hasil belajar siswa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Suryabrata (1989), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi 3, yaitu: faktor dari dalam, faktor dari luar dan faktor instrumen.

    Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar. Faktor-faktor ini meliputi :

    a. Fisiologi, meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra. Anak yang segar jasmaninya akan lebih mudah proses belajarnya. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi, kondisi panca indra yang baik akan memudahkan anak dalam proses belajar.

    b. Kondisi psikologis, yaitu beberapa faktor psikologis utama yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.

    1). Faktor kecerdasan yang dibawa individu mempengaruhi belajar siswa. Semakin individu itu mempunyai tingkat kecerdasan tinggi, maka belajar yang dilakukannya akan semakin mudah dan cepat. Sebaliknya semakin individu itu memiliki tingkat kecerdasan rendah, maka belajarnya akan lambat dan mengalami kesulitan belajar.

    2). Bakat individu satu dengan lainnya tidak sama, sehingga menimbulkan belajarnya pun berbeda. Bakat merupakan kemampuan awal anak yang dibawa sejak lahir.

    3). Minat individu merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu. Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan belajar siswa lebih mudah dan cepat.

    4). Motivasi belajar antara siswa yang satu dengan siswa lainnya tidaklah sama. Adapun pengertian motivasi belajar adalah ”Sesuatu yang menyebabkan kegiatan belajar terwujud”. Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: cita-cita siswa, kemampuan belajar siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru membelajarkan siswa.

    5). Emosi merupakan kondisi psikologi (ilmu jiwa) individu untuk melakukan kegiatan, dalam hal ini adalah untuk belajar. Kondisi psikologis siswa yang mempengaruhi belajar antara lain: perasaan senang, kemarahan, kejengkelan, kecemasan dan lain-lain.

    6). Kemampuan kognitif siswa yang mempengaruhi belajar mulai dari aspek pengamatan, perhatian, ingatan, dan daya pikir siswa.

    Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi :

    a. Lingkungan alami

    Lingkungan alami yaitu faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar misalnya keadaan udara, cuaca, waktu, tempat atau gedungnya, alat-alat yang dipakai untuk belajar seperti alat-alat pelajaran.

    1). Keadaan udara mempengaruhi proses belajar siswa. Apabila udara terlalu lembab atau kering kurang membantu siswa dalam belajar. Keadaan udara yang cukup nyaman di lingkungan belajar siswa akan membantu siswa untuk belajar dengan lebih baik.

    2). Waktu belajar mempengaruhi proses belajar siswa misalnya: pembagian waktu siswa untuk belajar dalam satu hari.

    3). Cuaca yang terang benderang dengan cuaca yang mendung akan berbeda bagi siswa untuk belajar. Cuaca yang nyaman bagi siswa membantu siswa untuk lebih nyaman dalam belajar.

    4). Tempat atau gedung sekolah mempengaruhi belajar siswa. Gedung sekolah yang efektif untuk belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: letaknya jauh dari tempat-tempat keramaian (pasar, gedung bioskop, bar, pabrik dan lain-lain), tidak menghadap ke jalan raya, tidak dekat dengan sungai, dan sebagainya yang membahayakan keselamatan siswa.

    5). Alat-alat pelajaran yang digunakan baik itu perangkat lunak (misalnya, program presentasi) ataupun perangkat keras (misalnya Laptop, LCD).

    b. Lingkungan sosial

    Lingkungan sosial di sini adalah manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu sedang belajar, sering kali mengganggu aktivitas belajar. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1) lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh anggota keluarga yang terdiri atas: ayah, ibu, kakak atau adik serta anggota keluarga lainnya, (2) lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu: teman sebaya, teman lain kelas, guru, kepala sekolah serta karyawan lainnya, dan (3) lingkungan sosial dalam masyarakat yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat.

    Faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil yang diharapkan. Faktor instrumen ini antara lain: kurikulum, struktur program, sarana dan prasarana, serta guru.

    Faktor instrumen yang berkaitan dengan sarana dan prasarana pembelajaran adalah media pembelajaran. Dalam hal ini adalah media komputer dengan memanfaatkan program animasi SWiSH yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Jawa.

    (sumber : http://heritl.blogspot.com/2007/12/belajar-dan-motivasinya.html)


    Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

    Dalam dunia pendidikan, motivasi untuk belajar merupakan salah satu hal yang penting. Tanpa motivasi, seseorang tentu tidak akan mendapatkan proses belajar yang baik. Motivasi merupakan langkah awal terjadinya pembelajaran yang baik. Pembelajaran dikatakan baik jika tujuan awal, umum dan khusus tercapai. Orang dewasa yang mempunyai need to know / kebutuhan akan keingintahuan yang tinggi, mempunyai karakteristik yang berbeda dalam hal psikologis mereka. Motivasi belajar tentu berkaitan dengan psikologis peserta didik orang dewasa. Terkadang, motivasi belajar dapat pula terpengaruh oleh beberapa sebab, berikut dijabarkan berbagai sebab/faktor yang dapat menurunkan motivasi belajar peserta didik orang dewasa;

    1. Kehilangan harga diri
      Pengaruh dari hilangnya harga diri bagi orang dewasa sangat besar. Tanpa harga diri, peserta didik orang dewasa akan berlaku sangat emosional dan pasti menurunkan motivasi belajarnya. Penting bagi tutor/guru untuk menyadari hal ini. Berhati-hati dengan latar belakang dan tidak menyinggung perasaan orang lain merupakan hal yang harus diperhatikan tutor/guru untuk peserta didik orang dewasa.

    2. Ketidaknyamanan fisik
      Fisik merupakan aspek fisiologis/penampakan yang penting untuk meningkatkan motivasi belajar. Seorang peserta didik dewasa biasanya selalu memperhatikan penampilan fisiknya. Jika fisiknya tidak membuat ia nyaman, motivasi belajarnya pun akan menurun.

    3. Frustasi
      Mereka yang mengalami masalah yang tidak tertanggulangi biasanya akan cepat frustasi. Peserta didik seperti ini tentu fokus utamanya menghadapi problem hidupnya yang sedang carut-marut itu. Motivasi untuk terus belajar akan menurun sejalan dengan rasa frustasinya.

    4. Teguran yang tidak dimengerti
      Orang dewasa tidak hanya manusia yang mempunyai pemikiran dan pengalaman luas ttapi juga prasangka yang besar pula. Jika tutor/guru menegur dengan tanpa ia mengerti, peserta didik orang dewasa itu pun akan merasa bingung dan berprasangka macam-macam yang pada akhirnya menjadi faktor penurun motivasi belajarnya.

    5. Menguji yang belum dibicarakan/diajarkan
      Tutor/guru yang tidak memahami peserta didiknya dan mempunyai jam terbang rendah, nampaknya kesulitan dan dapat saja ia lupa atau sengaja untuk menampilkan soal-soal ujian yang sulit atau belum diajarkanya karena berbagai sebab.

    6. Materi terlalu sulit/mudah
      Materi pembelajaran dapat diukur dengan menerapkan pratest dan pengidentifikasian sasaran peserta didik. Terkadang hal ini tidak diperhatikan tutor/guru sehingga materi yang diajarkan terlalu sulit/mudah. Bagi peserta didik orang dewasa, mereka tentu sangat bosan dengan materi yang terlampau mudah dan sangat frustasi dengan materi yang terlampau sulit. Keduanya mempengaruhi motivasi belajar peserta didik ketingkat terendah.

    7. Persaingan yang tidak sehat
      Setiap peserta didik orang dewasa mempunyai perbedaan satu sama lainya. Kadang-kadang dalam ujian ada saja yang berbuat curang. Peserta didik yang berbuat jujur merasa tidak adil kepada mereka yang mencontek dan mendapat nilai bagus sementara dirinya bersungguh-sungguh dalam belajar tetapi nilainya standar saja. Hal ini menyebabkan motivasi belajarnya menurun bahkan menjadikan proses belajar tidak lagi kondusif.

    8. Presentasi yang membosankan
      Pembelajaran tidak terlepas dari proses penyajian materi. Tutor harus dapat menyajikan materi yang baik. Menarik, jelas dan melingkupi seluruh materi menjadikan suatu presentasi diterima dengan baik. Jika hal itu bertolak belakang, peserta didik orang dewasa akan cepat bosan dan menurunkan motivasinya untuk belajar.

    9. Pelatih/fasilitator tidak menaruh minat
      Tutor dalam perannya sebagai fasilitator di kelas sangat penting untuk memperlihatkan minatnya pada materi yang diajarkan. Jika tidak, peserta didik orang dewasa akan berfikir bahwa materi tersebut tidak penting dan membosankan. Hal itu akan sangat berdampak pada penurunan motivsi belajar mereka.

    10. Tidak mendapatkan umpan balik
      Pembelajaran yang efektif harus menyertakan umpan balik pada komponen komunikasi antar individu. Peserta didik orang dewasa dan tutor/guru selayaknya mendapatkan umpan balik satu dan lainnya. Jika hal ini tidak terjadi, peserta dan tutor/guru akan mengarah pada komunikasi searah saja.

    11. Harus belajar dengan kecepatan yang sama
      Pembelajaran merupakan suatu proses dimana pesrta didiknya memiliki perbedaan baik dalam hal kecepatan daya serap atau pengalaman dan kemampuan lainnya. Jika tutor memberikan pola pengajaran yang kecepatannya sama tiap-tiap peserta didik, dikhawatirkan akan terjadi kebosanan pada pesrta didik orang dewsa yang lebih cepat penyerapannya dan terjadi rasa frusrtasi yang sangat bagi peserta didik yang proses penyerapannya lambat. Kedua hal ni dapat menurunkan motivsi belajar pesrta didik orang dewasa.

    12. Berkelompok dengan peserta yang sama sama kurang
      Metode pembelajaran kelompok merupakan suatu metode stratgis untuk tutor/guru agar peserta didik dapat saling mengisi dan menanggulangi masalah yang disampaikan tutor/guru. Jika dalam satu kelompok anggotanya berkemampuan rendah semua, kegiatan kelompok tidak akan berjalamn baik. Proses yang diharapkan guru/tutor agar saling mengisi dan bertukar pendapat akan tidak berjalan dikarenakan seluruh anggorannya berkemampuan rendah. Peserta didik pun akan merasa tidak mencapai progres yang baik dan tidak mencapai target. Keadaan tersebut akan menurunkan motivasi belajarnya.

    13. Harus bertingkah yang tidak sesuai dengan pembimbingnya
      Tingkah laku orang dewasa dipengaruhi oleh pemahamannya. Peserta didik orang dewasa mempunyai karakter yang khas satu sama lainnya. Pembimbing/tutor tidak dapt memaksakan kehenaknya kepada peserta didiknya agar sesuai dengannya. Jika hal ini terjadi, peserta didik orang dewasa akan bertindak tidak sesuai denga pribadinya dan hal ini menimbulkan gejolak didalam hatinya dan mungkin mereka akan keluar kelas untuk selamanya.

    (sumber : http://blog.persimpangan.com/)



    Upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar

    1. Menggairahkan anak didik

    Guru harus memelihara minat anak didik dalam mengajar yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar.

    1. Memberikan harapan realistis

    Guru dapat membedakan antara harapan yang realistis, pesimistis, atau terlalu optimis. Harapan yang tidak realistis adalah kebohongan.

    1. Memberikan insentif

    Bentuk insentif telah diuraikan yang berupa motivasi ektrinsik: yaitu hadiah, pujian dan memberi angka.

    1. Mengarahkan perilaku anak didik

    Mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan lembut dan perkataan yang ramah dan baik.

    (sumber: Djamarah. 2007)





    B I B L I O G R A P H Y

    Dimyati, Dr. Mudjiono, Drs. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. 2007.

    Djamarah, S.B, Drs. Psikologi Belajar. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. 2006.

    Label:


    |